BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation yang dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah
value yang berarti nilai.Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat
di artikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, evaluasi itu menunjuk kepada atau
mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu.Maka evaluasi pendidikan itu dapat di artikan sebagai suatu
tindakan atau kegiatan atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui mutu
atau hasil-hasilnya.
Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang evaluasi pendidikan
secara lebih luas dan mendalam, terlebih dahulu perlu di pahami bahwa dalam
praktek sering kali terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan
istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran.Kenyataan seperti itu memang dapat
di pahami, mengigat bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling terkait
sehingga sulit untuk di bedakan.
Dalam evaluasi terdapat beberapa teknik pengujian
reliabilitas tes hasil belajar di antaranya teknik pengujian reliabilitas tes
hasil belajar bentuk obyektif yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian reliabilitas ?
2.
Apa
saja faktor-faktor
yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar obyektif ?
3.
Bagaimana
teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif ?
C. Tujuan
1.
Agar
mahasiswa mengetahui pengertian reliabilitas.
2.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar
obyektif.
3.
Agar
mahasiswa mengetahui teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk
obyek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari
reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya
dapat di percaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable”
merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability
yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel
(reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang
terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya.
Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes
marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi
pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan.Seorang dikatakan dapat di
percaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah
pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan
dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
B. Faktor
Yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes Hasil Belajar Obyektif
A.
Konstruksi
item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda yang kuat.
B. Panjang/pendeknya suatu instrumen
C. Evaluasi yang surjektif akan
menurunkan reliabilitas
D. Ketidaktepatan waktu yang diberikan
E. Kemampuan yang ada dalam kelompok
F. Luas/tidaknya sampel yang diambil.
C. Teknik
Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif
1. Pengujian
Reabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan Menggunakan Pendekatan
Single Test – Single Thrial Method
Dalam rangka
menentukan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan mennggunakan
pendekatan single test-single trial, maka penentuan reliabilitas tes tersebut
dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran terhadap satu kelompok subyek, di
mana pengukuran itu dilakukan dengan hanya mennggunakan satu alat jenis alat
pengukuran, dan bahwa pelaksanaan pengukuran hanya dilakukan sebanyak satu kali
saja. Dengan kata lain, pendekatan “serba single” atau pendekatan “serba satu”,
yaitu : satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur, dan satu kali pengkuran
atau satu kelompok testee, satu jenis tes, dan satu kali testing.
Dengan
mennggunakan pendekatan single test – single trial, maka tinggi rendahnya
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui dengan melihat
besar kecilnya koefisien reliabilitas tes, yang seperti halnya pada tes uraian
dilambangkan dengan r11 atau rtt (koefisien
reliabilitas tes secara total). Adapun untuk mencari atau formula, yaitu : (1)
Formula Spearman-Brown,
(2) Formula Flanagan,
(3) Frmula Rulon,
(4) Formula Kuder-Richard-son,
(5) Formula C. Hoyt.
a)
Pendekatan
Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Spearman-Brown
Penentuan reabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif
dengan menggunakan formula Spearman-Brown-sebagaimana telah disinggung dalam
pembicaraan dimuka dikenal dengan istilah : teknik belah dua (split half technique). Disebut “belah
dua” , sebab dalam penentuan reabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan
jalan membelah dua butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga
masing-masing testee memiliki dua macam skor. Salah satu skor merupakan bagian
pertama atau belahan pertama dari tes, sedangkan skor yang satunya lagi
merupakan bagian kedua atau belahan kedua dari tes hasil belajar bentuk
obyektif tersebut.
Dengan demikian, penerapan formula Spearman-Brown akan
menghasilkan dua buah distribusi skor belahan pertama drngan distribusi skor
belahan keduan itu dipandang sebagai reabilitas bagian butir-vutir soal tes
hasil belajar bentuk obyektif tersebut; sedangkan untuk mengetahui reabilitas
tes secara keseluruhan Spearman-Brown menciptakan formula sebagai berikut :
Dimana :
rtt = Koefisien reabilitas tes secara total (tt =
total tes)
rhh = Koefisien korelasi product moment antara
separoh (bagian pertama) tes, dengan
separoh (bagian kedua) dari tes tersebut (hh = half-half)
1&2 = Bilangan Konstantan
Rumus lain yang sejenis dengan rumus
diatas adalah ;
Dimana :
r11 = Koefisien reabilitas tes secara
keseluruhan
r = Koefisien korelasi product moment
antara separoh (1/2) tes (belahan) dengan separoh (1/2) tes (belahan) dari tes
tersebut.
1&2 = Bilangan Konstan
Untuk mengetahui besarnya rhhatau r dapat digunakan salah satu diantara rumus
berikut :
Dalam
penerapan formula Spearman-Brown tersebut iatas, Spearman-Brown mempersembahkan
dua buah model, yaitu :Model Gasal- Genap
dan Model Kiri-Kanan
Pada model
gasalgenap, skor-skor yang dimiliki oleh testee untuk butir item yang bernomor
gasal ( misalnya item nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11 dan seterusnya ) dianggap sebagai
separoh bagian pertama dari tes, sedangkan skor-skor yang dimiliki testee untuk
butir-butir item yang bernomor genap ( misalnya item nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12
dan seterusnya ) dianggap sebagai separoh bagian kedua dari tes yang
bersangkutan.
Pada model
belahan kiri-kanan, jumlah butir-butir item yang ada dalam tes, dibelah menjdai
dua bagian yang sama besar. Misalnya jumlah butir soal tes adalah 60, maka
butir soal nomor 1 samapai dengan butir soal nomor 30 ditetapkan sebagai
belahan kiri ( belahan I ), sedangkan butir item nomor 31 sampai dengan butir
soal nomor 60 ditetapkan sebagai belahan kanan ( belahan II ).
1. Pendekatan
Single Test-Single Trial dengan Mengunakan Formula Spearman-Brown Model Gasal
Genap
Langkah-langkah
yang perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes dengan pendekatan
single-test dimana digunakan formula Spearman-Brown Model Genap adalah sebagai
berikut :
a. Menjumlah
skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal yang dimiliki oleh
masing-masing, individu testee.
b. Menjumlahkan
skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang dimiliki oleh
masing-masing individu testee.
c. Mencari ( menghitung ) koefisien
korelasi “r” product moment ( rxy = rhh = r). Dalam hal
ini jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal kita anggap
sebagai variable X, sedangkang jumlah skor-skor dari butir-butir item yang
bernomor genap kita anggap sebagai variable Y, dengan menggunakan rumus :
d. Mencari (
menghitung ) koefisien reliabilitas tes ( r11 = rtt )
dengan menggunakan rumus :
e. Memberikan interprestasi terhadap r11
Contoh :
Tes hasil
belajar bidang studi Ushul Fiqh yang diikuti oleh 25 orang siswa madrasah ‘
Aliyah’, menyajikan 24 butir item bentuk item obyektif, dengan ketentuan bahwa
untuk setiap jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban
salah diberikan skor 0. Setalah tes berakhir, diperoleh penyebarab skor hasil
tes sebagai berikut :
Tabel 6.3
Penyebaran skor hasil tes bidang studi Ushul Fiqh yang diikuti oleh 25 orang
siswa.
Langkah 1 :
Menjumlahkan skor yang bernomor gasal
Tabel 6.4
Skor-skor yang dimiliki oleh butir-butir item tes hasil belajar bidang studi
Ushul Fiqh, yang bernmor gasal.
Langkah 2 :
Menjumlahkan skor-skor yang bernomor genap
Tabel 6.5
Skor-skor yang dimiliki oleh butir-butir item tes hasil belajar bidang studi
Ushul Fiqh yang bernomor genap .
Langkah 3 :
Menghitung angka indeks korelasi “r” product moment, antara variable X (
separoh belahan tes I ) dengan variable Y ( separoh belahan tes II ) yaitu rxy
atau rhh atau r.
Tabel 6.6
Perhitungan-perhitungan untuk memperoleh rxy = rhh = r
Langkah 5 : Memberikan
iterprestasi terhadap r11 : berdasar hasil perhitungan diatas
diperoleh koefisien reabilitas tes (r11 ) sebesar 0,84 ternyata jauh
lebih besar dari 0,70. Dengan demikian dinyatakan tes hasil belajar tersebut
memiliki realibitas tinggi.
2. Pendekatan
Single Test – Single Thrial dengan menggunakan Formula Spearman-Brown
Model Belahan Kiri dan Kanan.
Langkah-langkah
yang perlu ditempuh da;am penentuan reliabilitas tes dengan menngunakan
pendekatan Single Test – Single Thrial di mana digunakan formula Sperman-Brown
model belahan kiri dan kanan adalah sebagai berikut
Langkah
1: Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang
terletak di separoh bagian kiri tes, yang dimiliki oleh masing-masing individu
siswa yaitu : butir-butir item dengan nomor 1,2,3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
dan 12.
Langkah
2: Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang
terletak di separoh bagian kanan tes, yang dimiliki ooleh masing-masing
individu siswa yaitu : butir-butir item dengan nomor
13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23 dan 24.
Langkah
3: Mencari (menghitung) angka indeks korelasi “r”product
moment, antara variabel X (separoh belahan kiri) dengan variabel Y (separoh
belahan kanan) yaitu rxy atau rhh atau
r .
Langkah
4: Mencari (menghitung) koefisien reliabilitas tes
(r11 ataur11) dengan menggunakan rumus :
Telah
diketahui ; dengan demikian
r11
Langkah 5.
Memberikan interpretasi terhadap r11
Kelemahan-kelemahan
Formula Spearman-Brown
Penentuan
reabilitas tes dengan menggunakan formula Spearman-Brown memiliki beberapa
kelemahan yaitu ;
1.
Formula
Spearman-Brown menghendaki agar bekahan yang dicarikorelasinya yaitu belahan
gasal-genap dan belahan kiri-kanan haruslah sebanding.
2.
Penerapan
formula Spearman-Brown juga menuntut persyaratan, agar jumlah butir-butir item
yang akan diuji reabilitasnya haruslah merupakan bilangan genap; jadi
seandainya jumlah butir-butir item itu berupa bilangan gasal, maka formula ini
tidak mungkin untuk diterapkan..
3.
Dengan
dua buah model perhitungan tersebut (model gasal-genap dan model kiri-kanan),
dapat terjadi bahwa koefisien reabilitas tes menunjukkan bilangan yang tidak sama,
sehingga dapat terjadi bahwa dengan menggunakan model gasal genap tes
dinyatakan reliable ( karena r11 atau rtt menunjukkan
angka 0,70 atau lebih), tetapi dengan menggunakan model kiri-kanan ternyata tes
dinyatakan un-reliabel ( karena besarnya r11 dibawah 0,70).
b)
Pendekatan Single Test – Single
Trial dengan Menggunakan Formula Flanagan.
Dalam ranngka mengatasi kelemahan-kelemahan yang
disandang oleh formula Spearman-Brown, Flanagan mengemukakan suatu formula,
dimana sebagian dari persyaratan-persyaratan seperti yang dituntut oleh formula
Spearman-Brown tidak harus dipenuhi.
Berbeda dengan formula Spearman-Brown maka pada formula
Flanagan reliabilitas tes tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara
belahan I dengan belahan II, melainakan berdasarkan diri pada jumlah kuadarat
deviasi pada tes belahan I,jumlah kuadarat deviasi pada tes belahan II, dan
jumlah kuadarat total ( belahan I dan Belahan II ). Adapun formula tyang
diajukan oleh Flanagan adalah sebagai berikut :
r11
=
dimana :
r11 = Koefisien reliabilitas tes secara totalitas
2 dan 1 = Bilangana konstan
S12 = jumlah kuadrat deviasi ( = varian ) dari
skor-skor hasil tes yang termasuk pada belahan I
S22 = jumlah kuadrat deviasi ( = vareian ) dari
skor-skor hasil tes yang termasuk belahan II
St2 = jumlah kuadrat total deviasi ( = varian total
) dari skor-skor hasil tes belahan I dan belahan II
Jadi, pada hakikatnya S12 adalah =
mean dari jumlah kuadrat deviasi skor-skor item belahan I, S22
adalah mean = dari jumlah kuadrat deviasi skor-skor item belahan II, dan St2
adalah = mean dari jumlah kuadrat deviasi skor secara total.
1. Pendekatan
Single Test - Single Trial
dengan Menggunakan Formula Flanagan, dimana Diterapkan Model Item Gasal dan
Genap
Langkah
1 : Dengan mengangkat kembali data
yang disajika pada kolom pada tabel 6.6. Kolom 1 sampai dengan
3, kita hitung terlebih dahulu : jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor variabel
X ( =), jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor variabel Y ( =), dan jumlah
kuadrat dari deviasi total skor-skor variabel X dan Variabel Y ( ).
Langkah 2 : Mencari (
menghitung ) varian skor-skor item bernomor gasal, dengan menggunakan rumus :
S12
=
Telah di ketahui :dan N=25. Dengan
demikian dapat kita ketahui besarnya S12 sebagai berikut
:
S12 =
Langkah 3 : Mencari (
menghitung ) varian skor-skor item bernomor genap, dengan menggunakan rumus :
S22
=
Telah diketahui : = 132,00 dan N = 25. Dengan demikian dapat
diketahui besarnya S22 sebagai berikut :
S22 =
Langkah 4 : Mencari (
menghitung ) varian total, dengan menggunakan rumus :
Telah diketahui : = 444,96 dan N = 25. Dengan demikian dapat
kita ketahui St2 sebagai berikut :
S22
= =
Langkah 5 : Mencari
koefisien reliabilitas tes (r11)
=
2 ( 1- 0,598166127 )
=
2 X 0,401833872
=
0,804 ( dibulatkan )
Langkah 6 : Memberikan
interprestasi terhadap r11
Karena r11 sebesar 0,804
sudah berada diatas 0,70 maka tes hasil belajar memilliki realibilitas tinggi (
= reliable )
2. Pendekatan
Single Tes – Single trial dengan Menggunakan Formula Flanagan, dimana
diterapkan Model Item Belahan Kiri – Kanan
Langkah 1. Dengan
mengangkat kembali data yang di sajikan pada Tabel.6.9 kolom (1) sampai dengan
kolom (3), kita cari terlebih dahulu dan
.
Tabel 6.10.oerhitungan-perhitungan
untuk memperoleh r11 dengan menggunakan formula belahan kiri kanan
Dari Tabel 6.10. diatas, telah
berhasil kita peroleh : N = 25, , , ; ;
Dengan demikian dapat kita cari (
hitung) : S12, S22 dan St2
sebagai berikut :
S12 =
S22 =
St2 =
Akhirnya, dapat kita peroleh
koefisien reliabilitas tesnya ( r11) :
Dari tabel perhitungan ( lihat tabel 6.12) telah berhasil kita ketahui
: N = 25; , , ; ; ; dan
Berturut-turut dapat kita cari (
hitung ) , , dan sebagai berikut :
telah diketahui : ; N = 25.
Tabel 6.11 Perhitungan-perhitungan
untuk memperoleh r11 dengan menggunakan formula Flanagan, diman
diterapkan model belahan kiri-kanan.
c)
Pendekatan
Single test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Rulon
Rumus yang
dikemukakan oleh Rulon untuk mencaari koefisien reliabilitas tes ( r11)
adalah sebagai berikut :
r11 =
dimana :
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan konstan
Sd2 = varian perbedaan antar skor yang dicapai
oleh testee pada belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II
St2 = varian
total
1. Pendekatan
Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Rulon dimana Diterapkan
Model Item Gasal Genap
Dari table
perhitungan ( Lihat Tabel 6.12 ) setelah berhasil kita peroleh :
N = 25; ; ;
; ; ;
Tabel 6.12
perhitungan-perhitungan untuk mencari r11 dengan mneggunakan Rulon
dimana diterapkan model item gasal genap
Langkah 1 ; Mencari (menghitung) jumlah kuadrat perbedaan
antara skor item gasal dengan skor genap, dengan menggunakan Rumus :
=
Telah di
ketahui : . Jadi :
Langkah 2 : Mencari ( Menghitung )varian perbedaan skor antara
skor item gasal dengan skor item genap, dengan menggunakan rumus :
Sd2
=
Telah
diketahui : . Jadi :
Sd2
=
Langkah 3 : Mencari ( Menghitung )jumlah kuadrat total
skor item gasal dengan skor item genap,
dengan menggunakan rumus :
Telah
diketahui :. Jadi :
Langkah 4 : Mencari (
menghitung ) varian total, dengan rumus :
St2 =
Telah diketahui :
Jadi :
St2 =
Langkah 5 : Mencari (
Menghitung ) koefisien reliabilitas tes ( r11 ) dengan rumus :
2. Pendekataan
Single – Test Trial dengan Menggunakan Formula Rulon, dimana DiterapkanModel
Item Belahan Kiri dan Item Belahan Kanan
Dari
table perhitungan ( Lihat Tabel 6.13 ) berhasil kita ketahui : N = 25;
Langkah 1 : Mencari (
menghitung ) jumlah kuadrat perbedaan antara skor item belahan kiri dengan skor
item belahan kanan, dengan menggunakan rumus :
Tabel 6.13. Perhitungan-perhitungan untuk mencari r11
dengan menggunakan formula Rulon dimana diterapkan model item belahan kiri dan
item belahan kanan
Telah
diketahui δ d2 = 41; δ d = -12; N = 25. Jadi :
δ xd2
=
Langkah 2 : Mencari (
menghitung ) varian perbedaan skor antara belahan kiri dengan belahan kanan,
dengan rumus :
Sd2
=
Telah
diketahui : δ xd2 = 35,24 dan N = 25. Jadi :
Sd2
=
Langkah 3 :
Mencari ( Menghitung ) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor item
genap, dengan menggunakan rumus :
Telah
diketahui :
6877-
Langkah 4;
Mencari (Menghitung) varian total, dengan rumus:
Langkah 5;
Mencari (Menghitung) koefisien reliabilitas tes
dengan rumus :
Telah
diketahui =3,4944 dan :
d)
Pendekatan
Single Test – Single Trial dengan Menggunakan FormulanTrial Kuder Richardson
Adapun
formula yang diajukan oleh Kuder dan Richardson ada dua buah yang masing-masing diberi kode :
KR20
dan KR 21, yaitu :
1.
Rumus KR20yaitu :
r11
=
dimana :
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
St2 = varian
total
pi = proporsi teste yang menjawab dengan betul
butir item yang bersangkutan
qi = proporsi testee yang jawabannya salah, atau
: qi = 1 - pi
= jumlah dari hasil perkalian antara pi
dengan qi
2.
Rumus KR21yaitu :
a. Pendekatan
Single Test – Single Trial dengan Menggunakan Kuder – Richardson, dimana
Diterapkan rumus KR20
Langkah-langkah
yang perlu di tempuh adalah sebagai berikut :
Untuk
mengetahui kita angkat kembali table 6.3, untuk mengetahui t ,, pi
, qi ,dan . Hasilnya di periksa pada table 6.15.
Dari table
hitungan telah berhasil kita peroleh berturut-turut n=24;
Rumus yang
akan kita gunakan : (KR20) adalah
:
R11
=
Karena belum kita ketahui , maka terlebih dahulu
kita mencari atau menghitung yang di
peroleh dengan rumus :
St2
=
Tabel 6.14
perhitungan-perhitungan untuk memperoleh r11 dengan formula Kuder-richardson.
Maka terlebih
dahulu kita cari (hitung) dengan menggunakan rumus : = 2
Telah di ketahui : = 6877 ; = 401; N
= 25. Jadi
2
= 6877 – = 6877 - = 6877- 6432,04 = 444,96
Dengan
diperolehnya sebesar 444,96 maka selanjutnya dapat kita cari ( hitung ) St2
dengan rumus seperti telah disebutkan diatas.
St2 =
Akhirnya, dapat kita peroleh harga r11
:
b. Pendekatan
Single Test – Single Trial Dengan Menggunakan Formula Kuder – Richardson,
dimana Diterapkan Rumus KR21
Seperti
telah dikemukakan dalam pembicaraan terdahulu, rumus KR21 dari Kuder
_ Richardason adalah sebagai berikut :
Dari
perhitung-peerhitungan dimuka telah kita ketahui : N = 24; St2
= 17,7984. Karena Mt belum kita ketahui, maka terlebih dahulu kita
cari ( hitung ) Mt tersebut, dengan menggunakan rumus :
Mt
=
Telah kita
ketahui bahwa dan N = 25. Jadi :
e)
Pendekatan
Single Test – Single Trial dengan Menggunakan Formula C. Hoyt
Dengan
menggunakan teknik analisis varian, maka koefisien reliabilitas dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus :
r11
=
dimana :
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan konstan
MKe = mean kuadrat interaksi antra testee dan item
MKs = mean kuadrat antar subyek
Adapun langkah-langkah yang perlu kita tempuh adalah
sebagai berikut :
Langkah 1 : Kita siapkan table penyebaran skor-skor
jawaban soal tes hasil belajar bidang studi Ushul Fiqh seperti disajikan pada
table 6.16. Tiap butir item kita jumlah butir-butir skor jawaban betulnya,
demikian pula kita jumlahkan skor-skor yang dimiliki tiap individu testee ( Xt)
lalu kita jumlahkan sehingga diperoleh
Langkah 2 ; Mencari ( menghitung ) jumlah kuadrat
total ( JKtot ) dengan urut-urutan kerja sebagai berikut ( lihat
tabewl 6.15 )
1. Mencari (
menghitung ) caranya : semua skor hasil
tes yang berada pada setiap sel kita kuadratkan sampai selesai, mulai dari
baris 1 ( paling atas ) kekanan, sampai dengan baris ke 25 ( paling bawah )
2. mencari (
menghitung ) jumlah kuadrat total ( JKtot ) dengan menggunakan rumus
:
JKtot
=
Apabila
perhitungan-perhitungan diatas tadi kita ringkas menjadi table ringkasan
analisis varian maka keadaannya sebagai berikut :
Tabel
6.16.table ringkasan analisis varian
3. Pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menngunakan pendekatanm
Alternate Form (Double tesrt-Double Trial).
Berbeda
dengan pendekatan test-retest, maka dalam rangka mengetahui apakah hasil tes
hasil belajar telah memilki reliabilitas yang tinnggi ataukah belum,
dipergunakan dua buah tes yang diberikan kepada sekelompok subyek tanpa adanya
tenggang waktu (= dilakukan secara berbareng), dengan ketentuan bahwa kedua tes
tersebut harus sejenis, dalam artisekalipun butir-butir itemnya tidak sama,
namun hendaknya butir-butir item itu mengukur hal yang sama, baik dari segi
isinya , proses mental yang diukur, derajat kesukaran maupun jumlah butir
itemnya.
Penentuan reliabilitas tes dengan
menggunakan pendekatan alternate form ini sering dikenal dengan istilah
pendekatan bentuk pararel. Pendekatan jenis ketiga ini dipandang lebih baik
ketimbang dua jenis pendekatan yang telah dikemukakan terdahulu, dengan alasan
bahwa :
a.
Karena butir-butir item dibuat
sejenis tetapi tidak sama, maka tes hasil belajar (yang akan diuji
reliabilitasnya itu) dapat terhindar dari kemungkinan timbulnya pengaruh yang
datang dari testee, yakni pengaruh berupa latihan atau menghafal.
b.
Karena kedua tes itu dilaksanakan
secara berbareng (pararel), maka dapat dihindarkan timbulnya
perbedaan-perbedaan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dapat
mempengaruhi penyelenggaraan tes, baik yang bersifat social maupun yang
bersifat alami.
Hanya saja, untuk membuat tes bentuk
pararel seperti dikemukakan diatas bukanlah pekerjaan yang mudah. Hanya staf
pengajar yang telah memiliki bekal pengalaman mengajar yang cukup lama dan
memiliki bekal kemampuan dalam merancang tes saljalah yang akan mampu
mewujudkannya.
4. Metode tes
ulang (test- retest method)
Metode ini
digunakan untuk menghindari penyusunan dua seri tes.Dalam menggunakan metode
ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali.Oleh karena
itu, metode tes ulang disebut juga dengan “single-test-double-trial
method.” Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung
korelasinya.
Untuk tes yang banyak mengungkap
pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, cara ini kurang mengena karena tercoba
(siswa) masih ingat akan butir-butir soalnya. Oleh karena itu, tenggang waktu
antara pemberian tes pertama dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri. Jika
tenggang waktu yang terlalu sempit,siswa masih banyak ingat materi, dan jika
tenggang waktu yang terlalu lama,siswa barangkali sudah mempelajari sesuatu dan
faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda. Faktor-faktor ini tentu akan
berpengaruh pula terhadap reliabilitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa :
1. Reliabilitas tes marupakan suatu
alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang
hasilnya menunjukan keajegan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Reliabilitas Tes Hasil Belajar Obyektif
a. Konstruksi item yang tidak tepat,
sehingga tidak dapat mempunyai daya
pembeda yang kuat.
b. Panjang/pendeknya suatu instrument.
c. Evaluasi yang surjektif akan
menurunkan reliabilitas.
d. Ketidaktepatan waktu yang diberikan.
e. Kemampuan yang ada dalam kelompok.
f. Luas/tidaknya sampel yang diambil.
3. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes
Hasil Belajar Bentuk Obyektif
a. Single Test
– Single Thrial Method.
b. Pendekatan
Single Test – Single Thrial dengan menngunakan Formuula Spearman-Brown
Model Belahan Kiri dan Kanan.
c. Pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menngunakan pendekatanm
Alternate Form (Double tesrt-Double Trial).
d. Metode tes
ulang (test- retest method)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:
Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers:
Jakarta
http://mshol.blogspot.com/2010_03_01_archive.html/30/10/2011/09:26
http://emka.web.id/makalah/pengembangan-fitur-analisis-butir-soal-tes-pada-perangkat-lunak-moodle/30/10/2011/09:26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar